HN-Aceh Besa, Bupati Aceh Besar Ir Mawardi Ali membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-34 tingkat Kabupaten Aceh Besar di Lapangan Sepakbola Gampong Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Sabtu (30/6/2018) malam.
Kegiatan yang akan berlangsung hingga 7 Juli 2018 mendatang diikuti 1.016 kafilah utusan dari 23 kecamatan se-Aceh Besar. Hadir dalam kesempatan itu, Wabup Aceh Besar Tgk H Husaini A Wahab, Forkopimda, para kepala SKPD, para camat, dan tokoh-tokoh masyarakat.
Ketua umum penyelenggara, Drs Iskandar MSi melaporkan, kegiatan tersebut diikuti kafilah dari 23 kecamatan berjumlah semuanya 1.016 orang, yang terdiri dari 860 orang peserta serta 156 orang pendamping/official, dengan 7 (tujuh) cabang yang dimusabaqahkan. “Ketujuh cabang musabaqah tersebut adalah cabang tilawah al-Quran, Cabang Hafidh Al-Qur’an, cabang tafsir al-Quran, cabang syarhil al-Quran, cabang khattil al-Quran, cabang Fahmil Al-Quran, dan Cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an (MMQ)," jelas Iskandar yang juga Sekdakab Aceh Besar itu.
Dijelaskannya, selama pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an itu, para peserta dan pendamping/official ditempatkan pada rumah-rumah penduduk dalam wilayah Kecamatan Mesjid Raya, yang tidak jauh dari arena utama dan tempat-tempat pelaksanaan musabaqah, sedangkan pemondokan dewan hakim ditempatkan di Gedung LPMP Neuheun.
Sementara itu, Bupati Aceh Besar Musabaqah Tilawatil Qur’an Tingkat Kabupaten merupakan suatu agenda daerah setiap 2 (dua) tahun sekali, yang dilaksanakan mulai dari tingkat gampong, kecamatan, kabupaten sampai ke tingkat nasional, bahkan internasional, yang tujuannya tak lain adalah untuk mensyiarkan al-Qur’an serta upaya untuk meningkatkan kualitas mutu bacaan dan pemahaman serta pengamalan isi kandungan Al-Qur’an.
Menurut Mawardi Ali, Al-Qur’an adalah petunjuk dan pemandu jalan hidup manusia. Manusia merupakan makhluk Allah yang memiliki dua sisi, yakni sisi Jasmani dan sisi Rohani, yang selalu harus seimbang dalam memelihara dan mempertahankannya. Apabila terjadi ketimpangan diantara keduanya akan mengakibatkan kerawanan pada jati diri manusia itu sendiri, karena dirinya tidak terisi dengan cahaya Al-Qur’an. Rasulullah SAW bersabda yang artinya “sesungguhnya seseorang yang di dalam dirinya tidak bersemayam sesuatu dari Al-Qur’an adalah laksana sebuah rumah kosong” (HR. Tirmizi). “Dari Hadits tersebut, kita dapat membayangkan bagaimana keadaan jiwa yang kosong, hidup tanpa orientasi, tanpa pedoman dan tujuan, sekalipun secara jasmaniah segala macam kebutuhan mencukupi. Namun yang dirasakan hanyalah kekosongan dan kehampaan dalam batin dan jiwa,” ujarnya.
Dalam situasi dan kondisi zaman globalisasi yang sudah semakin menjauhkan manusia dari hakikat dirinya, kita sebagai ummat Islam harus segera menyadari dan lebih meningkatkan Penghayatan dan Pengamalan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari guna mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat.
Dengan pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an tersebut, diharapkan akan melahirkan qari dan qariah terbaik yang mampu menjaga Islam dan mengharumkan daerah masing-masing dan juga dapat memperkuat Kabupaten Aceh Besar pada penyelenggaraan MTQ Tingkat Provinsi Aceh Ke-34 Tahun 2019 yang akan dilaksanakan di Kabupaten Pidie.
Mawardi menjelaskan, berdasarkan hasil seleksi untuk MTQ Nasional ke-26 yang akan dilaksanakan di Sumatera Utara (Medan) pada Oktober 2018 mendatang, Aceh Besar paling banyak mengirimkan qari dan qariahnya yaitu sebanyak 13 orang. Ini menunjukan bahwa Aceh Besar mampu melahirkan qari – qariah terbaiknya untuk Aceh.
Dalam kesempatan itu, Mawardi Ali mengajak kepada semua pihak untuk memberikan perhatian serius terhadap pengembangan dan pemasyarakatan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dengan meningkatkan fungsi dan peranan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) baik tingkat kecamatan maupun kabupaten, menyusun program dengan baik, bukan hanya bisa membaca tapi bisa memahami serta mampu mengimplementasikan dan mengembangkannya melalui peningkatan kualitas peserta untuk masa yang akan datang()