-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Syariat di Aceh Butuh Ketegasan Aparat, Rahmat Asri Sufa : Wajar Kita Curigai Kewarasan Akalnya

12 April 2018 | April 12, 2018 WIB | Last Updated 2018-04-12T10:33:17Z
HN-Medan - Kapolresta Banda Aceh Trisno Riyanto Menegaskan, mucikari dan satu wanita yang diduga PSK dalam kasus prostitusi online yang diamankan polisi di Hotel The Pade beberapa waktu yang lalu akan dikenakan hukum jinayat. Trisno menjelaskan 6 orang terduga PSK hanya dilakukan pembinaan dan wajib lapor karena mereka tidak terbukti terlibat dalam kasus tersebut.

Hal itu disampaikan Trisno Riyanto kepada awak media, pada selasa 10 april 2018, menanggapi kabar media sosial yang menyatakan bahwa polresta Banda Aceh melepaskan para pelaku prostitusi online, Rabu (11/4/2018)

Rahmat Asri Sufa, Tokoh Muda Aceh di Medan yang juga Mahasiswa Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sumut ini menyampaikan, "Saya kira jika ditinjau dari berbagai aspek, tidak ada satupun celah untuk bisa memaklumi persoalan prostitusi. Tidak satupun agama yang membenarkan prostitusi, demikian pula tidak ada norma masyarakat di manapun yang bisa mentolelir", tegas Rahmat.

Lanjutnya, "Dalam konteks hukum kenegaraan juga undang-undang secara jelas melarang. Apalagi Aceh dengan otonomi khusus hukum qanun yg berlaku sangat keras dan tegas melarang", ungkap Bendahara Umum Tamaddun Institute ini

Rahmat Asri Sufa juga berpendapat, " Jadi, jika ada aparat penegak hukum yang masih main mata pada persoalan prostitusi ini, maka wajar jika kita curigai kewarasan akalnya. Jangan sampai tergambar di benak masyarakat, bahwa adanya upaya diskriminasi hukum di Tanoh Serambi Mekkah ini", tutup Rahmat Asri Sufa yang juga Sekbid DPP IPTR Sumut.(***)
close