HN - Higashimatsushima - Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman dan rombongan mengakhiri lawatannya ke "Negeri Sakura" Jepang. Selama lima hari berada di sana, Aminullah mengatakan pihaknya mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan berharga.Rabu (11/4/2018)
“Banyak manfaat dari kunjungan ini, terutama best practice di Jepang, khususnya di Higashimatsushima yang dapat kita adopsi dan terapkan di Banda Aceh,” kata Aminullah sesaat sebelum bertolak kembali ke dalam negeri via Tokyo Haneda International Airport.
“Banyak manfaat dari kunjungan ini, terutama best practice di Jepang, khususnya di Higashimatsushima yang dapat kita adopsi dan terapkan di Banda Aceh,” kata Aminullah sesaat sebelum bertolak kembali ke dalam negeri via Tokyo Haneda International Airport.
"Pada hari pertama, kami berkunjung ke lokasi yang terkena tsunami 2011 lalu di daerah Nobiru-Higashimatsushima. Penduduk setempat tidak tinggal lagi di daerah tersebut dengan kesadaran sendiri kecuali untuk aktifitas usaha kelautan," ungkapnya.
Menurut Aminullah, pemerintah Higashimatsushima membuat rekonstruksi yang sangat terencana terhadap Nobiru, dan menjadikannya sebagai kawasan tangguh bencana.
"Persiapan dalam menghadapi potensi gempa dan tsunami pada masa mendatang disusun secara matang dengan melibatkan seluruh stakeholderdan elemen masyarakat, termasuk penyiapan kebutuhan masa panik yang sangat lengkap untuk tiga hari," ungkap Aminullah.
Kata Aminullah, pihaknya juga diperkenalkan mengenai penggunaan listrik tenaga surya oleh para nelayan di sana sehingga dapat menekan biaya operasional untuk melaut.
"Pembangkit listrik tenaga surya di area bekas tsunami juga sudah mampu memenuhi kebutuhan listrik di daerah Nobiru," ujar Wali Kota.
"Di samping itu, ribuan hektar lahan eks tsunami juga dimanfaatkan untuk budidaya Tiram. Petani nelayan Tiram di sana pun sudah menggunakan teknologi tinggi sehingga hasil produksinya juga berlimpah jika dibandingkan teknik budidaya Tiram tradisional," ungkapnya.
Best practice Higashimatsushima lainnya adalah manajemen pengolahan sampah yang modern. "Kini mereka berhasil mewujudkan kota yang bersih dan ramah lingkungan, seiring dengan perubahan sikap masyarakatnya yang berbudaya bersih dan taat aturan terkait lingkungan yang ditetapkan pemerintah," tambah Aminullah.
Aminullah juga memanfaatkan perjalanannya ke Jepang untuk memperkenalkan dan mempromosikan beragam kelebihan Banda Aceh mulai dari produk ekonomi kreatif, seni budaya hingga destinasi wisata kepada setiap stakeholder yang ditemuinya.
"Dan salah satu agenda penting kami yakni bertemu dengan pimpinan JICA dan Wali Kota Higashimatsushima untuk membahas penguatan komitmen dan kerja sama antara kedua kota yang sama-sama pernah hancur akibat gempa bumi dan tsunami," pungkasnya.
Kepulangan Aminullah dan rombongan diiringi ucapan “Arigato Guzaimas” dari perwakilan Pemko Higashimatsushima dan JICA yang mengantar mereka hingga bandara. “Terima kasih banyak atas pelayanan yang luar biasa kepada kami selama berada di Jepang. Kami menanti kedatangan anda semua di Banda Aceh,” ucap Aminullah saat pamit kembali ke Banda Aceh.
Dalam kunjungan kerjanya ke Jepang, Aminullah turut didampingi oleh Ketua DPRK Arif Fadillah, Sekda Bahagia, Kepada Bappeda Gusmeri, dan Ketua Dekranasda Nurmiaty AR, serta perwakilan petani nelayan Tiram asal Banda Aceh. (Rel)