-->

Notification

×

Iklan

Iklan

MUKMIN YANG BAIK

01 November 2020 | November 01, 2020 WIB | Last Updated 2020-11-01T08:31:25Z

 

    (Photo/Ist)


Oleh : Abuya Syeikh H. Amran Waly Al-Khalidi 


Mukmin terbagi dua, yaitu ada yang baik dan ada yang jelek. Kalau mukmin yang baik, disamping ia ber’aqidah Ahlussunnah atau beriman dia melakukan hukum syara’ atau menjunjung tinggi perintah Allah dan menjauhi larangannya, dan juga dia dapat mengamalkan kedua ini dengan jalan ihsan atau tashawuf serta keshufian.


Bilamana tidak seperti diatas, maka dia adalah mukmin yang jelek. 


Kalau kita hanya sekedar mempertahankan ‘aqidah sekalipun ‘Aqidah Ahlussunnah Wal-Jama’ah akan tetapi tidak dapat melakukan patuh kepada hukum  syara’ dan tidak melakukan dengan jalan tashawuf atau ihsan, maka yang demikian itu menjadi mukmin yang jelek, karena tashawuf adalah untuk memperbaiki nafsu dan untuk dapat bergaul dengan akhlak yang mulia, baik dengan Allah dan hamba-hambaNya serta untuk dapat berma’rifat dengan Tauhid Dzati yang lepas dari kesyirikan dan kenifaqan didalam bathin si hamba. 


Orang-orang yang ber’aqidah Ahlussunnah, tetapi dia tidak dapat membarengi dengan akhlak yang mulia, terdapat kedengkian dan kesombongan, maka ibadahnya tidak diterima oleh Allah dan tidak masuk syurga sebagimana, hadits Rasulullah SAW : 


لايَدْخُلُ الْجَنّةَ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَلُ 

ذَرّةٍ مِنْ كِبْرٍ

Tidak masuk surga oleh orang yang ada didalam hatinya seberat dzarrah dari kesombongan.(HR. Muslim)

Dan hadist Nabi SAW:


اِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ

Sesungguhnya kedengkian memakan akan kebaikan-kebaikan sama seperti memakan oleh api akan kayu bakar.(HR.Ibnu Majah)

Dan juga firman Allah SWT 


يَٰبُنَيَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٞ  ١٣

Hai anakku, janganlah kamu menserikatkan dengan Allah, sesungguhnya syirik itu sunnguh kezhaliman yang besar. (Q.S. Luqman : 13)

Wahai para Tgk/MPU, Ketahui “ Bahwa kami dari MPT-I tidak memutar balikkan ‘Aqidah Ahlussunnah Wal-Jama’ah”, sebab ajaran kami ini fokusnya mengenai dengan ihsan : 

اَنْ تَعْبُدَ اللّه كَأَنَّكَ تَرَاهُ

Untuk memperbaiki akhlak, bukan seperti sebahagian Tgk dan anggota-anggota/MPU yang menjadi penyebab terjadi anarkis dan penyerangan terhadap MPTT  dimana-mana,  dan juga kami (MPTT) untuk meningkatkan keimanan dan berma’rifat, Ketahuilah !bahwa rukun agama sebagaimana dalam hadits Umar bin Khattab adalah tiga perkara.


1. Islam untuk mengetahui hukum syara’.

2. Iman/aqidah untuk menyakini keberadaan Allah dan sifatNya dan Rasul dan sifatnya.  

3. Ihsan agar  dapat melakukan ‘aqidah Ahlussunnah dan hukum syara’ dengan berakhlak yang mulia dan dengan berma’rifat ketauhidan yang lepas dari pada kesyrikan dan kenifaqan, beraqidah Ahlussunnah Wal-Jama’ah dan mengamalkan hukum syara’ tidak dari diri kita, itu hanya pemberian Allah semata-mata.


Jangan anda medakwakan bahwa tashawuf dan keshufian memutar balikkan aqidah. Ini tuduhan dan cerminan kedangkalan ilmu dalam memahami agama,  dan mendorong Gubenur Aceh untuk menghentikan ajaran Tauhid Tashawuf/Tauhid Shufi di Aceh sebagai serambi Mekkah, jangan anda mengatur-ngatur tata cara islam di Aceh dan belahan dunia dengan hanya bersandar kepada Qanun Aceh untuk memelihara aqidah saja, akan tetapi tidak dibarengi ihsan sebagai rukun agama, disamping hukum syara’ yang telah ditetapkan oleh Undang-undang dan Qanun islam diseluruh dunia.  


(Pimpinan Majelis Pengkajian Tauhid Tashawuf - Indonesia / Sabtu 30 Oktober 2020)

close