-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Abuya Haji Amran Waly Al-Khalidi : Mari Kita Pahami Agama Islam

05 November 2020 | November 05, 2020 WIB | Last Updated 2020-11-05T15:32:56Z


Abuya Haji Amran Waly Al-Khalidi, yang merupakan seorang ulama yang mendirikan Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTT-I) Aceh, menjelaskan bahwa rukun Agama Islam ada tiga rukun, pertama adalah Iman.


Iman yang dimaksud menurut Abuya, adalah 'aqidah bagi kita yang ber'aqidah ahlulsunah waljama'ah maka kita wajib mengetahui sifat Allah dan Rasul Allah sebagai Ma'bud Bi Haq Nabi Muhammad sebagai Rasul menyampaikan kepada kita semua dengan apa yang diperintah oleh Allah.


"Kita membenarkan bahwa itu semua adalah dari Allah baik perkataan, perbuatan dan ikrar, tidak boleh kita meragukan perintahNya," jelas Abuya.


Selanjutnya, Abuya Amran Waly mengatakan, belajar dan mengajar untuk 'aqidah itu dari Matan Sanusi, hingga Ummul Brahim.


Abuya, menjelaskan bahwa belum tentu 'aqidah seseorang lebih baik dari orang lain karena apa yang dipelajari dan mengajari belum sampai kepada Dusuki.


Kemudian, yang kedua adalah Islam, mengenai perintah dan larangan yang berkaitan dengan hukum Syara' mulai dari ibadah, mu'amalah, munakahah, jinayah dan lainnya, sebagaimana tertera dalam kitab Fiqh dari Matan Tagrib sampai Tuhfatul Muftaj, sedangkan yang ketiga adalah Ihsan atau Tashawuf dan Keshufian.


Untuk itu, Abuya Amran mengajak masyarakat untuk memahami syariat, thariqat, hakikat dan ma'rifat agar masyarakat bisa berakhlak mulia, serta memegang dengan Allah dalam meniti hidup ini.


"Kalaulah hanya berpegang kepada 'aqidah saja maka kita tidak dapat memahami syariat, thariqat, hakikat dan ma'rifat," tuturnya.


Abuya juga menjelaskan, bahwa mempelajari agama tidak hanya cukup dengan mengangkat 'aqidah saja, karena itu belum lengkap untuk dapat memperbaiki nafsu dan wujud nafsu, maka agama bisa cacat," jelas Abuya Amran Waly.


Abuya Amran mengajak semua untuk belajar thariqat selain syariat sebagaimana di daerah lain bagi ummat Islam bahwa mereka mengamalkan thareqat bukan menjelek - jelekan Abdul Karim Al-Jili sebagai shufi besar yang terkenal dibelahan dunia.


"Perbuatan seperti itu membuat akhak kita menjadi jelek, terlihat dunia berbunga - bunga dalam bathin, sementara didalam berbuat hanya terbayang imbalan dari makhuk, berebut harta dan kekuasaan serta  pengaruh, bukan karena dengan dasar iman, akhlak dan amal shaleh, yang hanya berpegang pada ketauhidan yang terlepas dari kesyirikan dan kenifakan ( Ma'rifat Tauhid Hakiki )," ujar Abuya Amran.


Terakhir sebagai catatan, sebut Abuya  bahwa Ihsan tidak membalikkan 'aqidah bahkan mengkokohkan 'aqidah dalam bathin dan melakukan hukum syara' dengan iklas tanpa riya dan 'ujub agar pengamalan diterima oleh Allah SWT, bukan seperti tuduhan yang disuarakan selama ini bahwa jika mengamalkan ihsan dapat meninggalkan syariat, dan menghilangkan 'aqidah.( **)

close