BANDA
ACEH - Patung Naga di samping anjungan Kabupaten Aceh Selatan menjadi daya
tarik tersendiri bagi pengunjung Pekan Kebudayaan Aceh (PKA VII), di Taman Ratu
Safiatuddin, Banda Aceh.
Sebagian
besar pengunjung menyempatkan diri
berswafoto (selfie) di badan Naga, bahkan anak-anak ada yang menaikinya untuk
berfoto.
Patung
Naga yang panjangnya sekitar 3 meter itu tampil dengan lidah menjulur dan
mata yang terbelalak seakan –akan siap memangsa di hadapannya.
Salah
seorang pengunjung Anjungan Aceh Selatan, Juwita mengaku sengaja ingin melihat
isi anjungan sembari berfoto dengan naga yang terbuat dari semen, di samping
anjungan.
Menurutnya,
selain menampilkan atraksi budaya, Anjungan Aceh Selatan juga menyajikan lokasi
yang Instagramable, salah satunya Naga yang terinspirasi dari cerita rakyat
Aceh Selatan.
"Bagus
aja. Karena jarang ada seperti ini dianjungan, apalagi ini salah satu legenda
yang ceritanya masih ada sampai sekarang," kata Juwita yang merupakan
warga Langsa, Jumat (10/8/2018).
Menurut
sejarahnya, Aceh Selatan memang selalu dikaitkan dengan legenda Putri Naga.
Legenda ini menceritakan tentang sepasang naga yang tinggal di sebuah teluk
yang kini menjadi Tapaktuan. Kedua naga ini diusir dari Tiongkok karena tidak
memiliki anak.
Kemudian,
suatu saat terjadi perkelahian di lautan yang coba mengusik seorang petapa yang
tinggal dan bertapa di Gua Kalam. Petapa yang dikenal dengan nama Tuan Tapa
tersebut melerai perkelahian antara dua naga dan kerjaaan Asralanoka dari India
karena memperebutkan seorang bayi yang hanyut.
Namun
kedua naga tersebut malah menantang Tuan Tapa untuk bertarung. Maka terjadilah
perkelahian di laut yang membuat kedua naga tersebut kalah.
"Jadi
ceritanya, saat Naga itu kalah tubuhnya hancur berserakan, banyak yang meyakini
Hati dan Tubuh Naga hancur menjadi batu batuan hitam yang kini dikenal sebagai
Batu Itam, dan ada lagi bekasnya seperti Batu Merah yang disebut dari darah
naga yang tercecer di pesisir Aceh Selatan," kata M. Subhan, salah seorang
penjaga anjungan Aceh Selatan.
Itu
sebabnya, kata dia, kenapa naga ini menjadi simbol dari Aceh Selatan
dikarenakan ada legenda terdahulu yang masih tersimpan rapi di pikiran
masyarakat Aceh Selatan.
Pantauan
dilokasi anjungan, masyarakat berbondong-bondong untuk bisa berswafoto di
Patung Naga. Bahkan warga rela mengantri dengan cara masuk terlebih dahulu ke
dalam Anjungan untuk mencari informasi tentang Naga tersebut.[]