HN - Banda Aceh, Dewan Pimpinan Pusat Partai Damai Aceh (DPP-PDA) Aceh akan menggelar musyawarah Raya (MURA) di asrama haji Banda Aceh, Senin 25 Maret 2018 mendatang, hal tersebut disampaikan oleh ketua panitia pelaksana Mura Tgk Mufazzal dalam konferensi pers nya di kantor PDA, Kamis (22/2/2018)
Kegiatan MURA PD Aceh tersebut dalam rangka pemilihan ketua baru priode 2018-2023 dimana Ketua Umum PD Aceh sebelumnya dijabat oleh Tgk Jamaluddin Thaib.
Terkait persiapan MURA sendiri menurutnya sudah mencapai 98 persen, artinya sudah sangat siap untuk di laksanakan MURA PD Aceh yang perdana, Mufazzal juga berharap semoga dapat berjalan lancar sehingga pemilihan ketua berlangsung, ujarnya
Sekretaris Panitia MURA, Tgk. Marsyuddin Ishak melanjutkan bahwa MURA ini nantinya akan di ikuti oleh 5 Pengurus Wilayah dan 1 Pengurus Kecamatan dari 23 kabupaten/kota di Aceh dengan hak suara nantinya masing-masing DPW akan memberikan satu suara dan 6 suara dari Pengurus di tingkat DPP.
Untuk kriteria calon Ketua Umum, kata Marsyuddin, panitia telah menetapkan beberapa kriteria diantaranya berasal dari kader PD Aceh, memiliki dukungan dari DPW minimal lima DPW, serta memiliki kompetensi dalam bidang ilmu agama.
Sementara itu bakal calon ketua umum ya g telah mendaftarkan diri ke panitia pelaksana sudah tujuh orang yaitu Tgk Muhibussabri, Tgk Muhibban, Tgk Jamaluddin Thaib, Tgk Usman Yakob, Tgk Faisal Ishak, Tgk Darwis, dan Tgk Sabirin Khutabarat.
Untuk calon ketua PD Aceh yang ingin mendaftarkan diri Panitia Masih membuka Pendaftaran hingga Sabtu Mendatang, tentunya dengan Syarat yang telah di tentukan yaitu adanya bukti dukungan dari lima Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PDA kabupaten/kota serta syarat utamanya adalah minimal sudah menjadi pengurus
PDA selama 5 tahun"Syarat utama menjadi ketua umum harus minimal menjadi pengurus minimal lima tahun," ujar Mufazzal
“dalam MURA nanti Selain agenda pemilihan Ketua Umum, juga akan dibahas AD/ADT partai serta strategi pemenangan di Pemilu 2019, dan mengkaji kembali peran PD Aceh di Pemerintahan Aceh,” tutupnya (IP)
